Granul Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) dan Rimpang Temu Mangga (Curcuma mangga Val & Zijp.) sebagai Antibakteri

Authors

  • Nelly Uyo Mahasiswa Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Indonesia
  • Swasono R. Tamat Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Indonesia
  • Kosasih Kosasih Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31957/jbp.127

Abstract

Kayu secang (Caesalpinia sappan) and rimpang temu mangga (Curcuma mangga) are medicinal plants that are efficacious for diarrhea due to bacterial infection. Kayu secang and Rimpang temu mangga contain secondary metabolite compounds capable of providing antibacterial activity, ie flavonoids. This study aimed to obtain the granule as supplies, which contain a combination of kayu secang and rimpang temu mangga with good quality, it is favored by consumers and has high antibacterial activity. Both powdered simplisia powder was kinetic with ethanol 70 % and dried by freeze drying method. Both powder extract tested the quality of raw material and test of antibacterial activity against bacteria Escherichia coli, Salmonella sp and Shigella sp. Both powder extracts were made granular preparations with the addition of excipients (Handbook of Pharmaceutical Excipients). The granule preparations were tested for granule quality standards and preferred levels and antibacterial activity. Data were analyzed statistically with one way ANOVA method (p= 0.05). Rimpang temu mangga extract powder added maltodextrin did not provide antibacterial activity. The granule extract of Kayu secang extract of formula 1 (F1) meets the requirements of granule quality standard, preferably consumer and has high antibacterial activity, i.e 18.7 mm against E. coli bacteria, 28.3 against Salmonella sp bacteria and 30.5 against Shigella sp bacteria.  

Key words: Secang, C. sappan, temu mangga, extract, granule, antibacterial

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Nelly Uyo, Mahasiswa Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Indonesia

Biopharmacology

Swasono R. Tamat, Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Indonesia

Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Indonesia

Kosasih Kosasih, Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Indonesia

Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila Indonesia

References

Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella thypimurium terhadap ekstrak daun Psidium guajava L. Bioscientiae. 1(1): 31-38.

Alvianti, F., R. Mukhtar, dan Marianne. 2012. Pengembangan degranulasi matosit tersensitisasi aktif oleh Curcuma mangga Val. pada mencit secara in vitro. Journal of Pharmacetict and Pharmacology. 1(1): 44-54.

Ansel, H.C. 2005. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Edisi IV. Penerjemah: Farida Ibrahim. Penerbit UI Press. Jakarta. Hal.: 261-272.

Badami, S., S. Moorkoth, and B. Suresh. 2004. Caesalpinia sappan a medicinal and dye yielding plant. Natural Product Radiace. 3(2): 75-84.

Cushnie, T.P., and A.J. Lamb. 2005. Antimicrobial activity of flavonoid. International Journal of Antimicrobial Agents. 26: 343-356.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope herbal Indonesia. Edisi I. Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. hal.: 26.

Dianasari, N. 2009. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol kayu secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae beserta bioautografinya [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

JPNN. 2012. Diare dominasi kematian balita di Indonesia. JPNN [serial online] 16 Oktober 2012. Diambil dari: http://www.jpnn.com/news. Diakses 8 Juli 2017.

Dwidjoseputro, D. 2010. Dasar-dasar mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.

Herbome, J.B. 2003. Metode fitokimia: Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Edisi II. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Jones, A.C.C., and M.J.G. Farthing. 2004. Management of infectious diarrhea. Gut. 53(2): 296-305.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Situasi diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Vol 2 triwulan 2. Jakarta.

Kumala, S., Devana, dan D. Tulus. 2013. Aktivitas antibakteri rebusan secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Salmonella typhii secara in vivo. Agritech. 33(1): 46-52.

Mohan, G., S.P. Anand, and A. Doss. 2011. Ecacy of aqueous and methanol extracts of Caesalpinia sappan L. and Mimosa pudica L. for their potensial antimicrobial activity. South As. J. Biol. Sci. 1(2): 48-45.

Nuratmi, B., Y. Nugroho, and D. Sundari. 2006. Efek antidiare jus temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) dan temu mangga (Curcuma mangga Val.) pada tikus putih. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 16(1): 29-34.

Pratiwi, T.S. 2008. Mikrobiologi farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hal.: 188-190.

Rowe, R.C., J.P. Sheskey, and M.E. Quinn. 2009. Handbook of pharmaceutical excipient. Sixth edition. Pharmaceuticall Press. Pp:. 418-681.

Simaremare, E., D.Y.P. Runtuboi dan A. Ruban. 2017. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun gatal (Laportea aestuans (L.) Chew). Jurnal Biologi Papua. 9(1): 1-7.

Suharyono. 2008. Diare akut klinik dan laboratorik. Penerbit Rhineka Cipta. Jakarta.

Tuhatelu, N.S., O. Waworuntu, dan J. Porotuo. 2015. Pola bakteri aerob penyebab diare pada anak di instalasi rawat inap anak RSU R.W. Monginsidi Teing. Jurnal e-Biomedik. 3(1): 221 - 226.

WHO. 2005. The treatment of diarrhoea: a manual for physicians and other senior health workers. 4th Ed. World Health Organization. Geneva.

Zein, U., H.K. Sagala, dan J. Ginting. 2004. Diare akut disebabkan bakteri. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Zein, U. 2004. Diare akut infeksius pada dewasa. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Sumatera.

Downloads

Published

2018-05-14

Issue

Section

Research Articles