Studi Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut Berdasarkan Parameter Biofisik Perairan di Yensawai Distrik Batanta Utara Kabupaten Raja Ampat

Authors

  • Dirk Runtuboi PS. Biologi, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura
  • Yunus P. Paulungan PS. Kelautan, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura
  • Tri Gunaedi PS. Biologi, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura

DOI:

https://doi.org/10.31957/jbp.450

Abstract

One of the potential areas for developing mariculture in Raja Ampat Regency is Yensawai. This research aim to determine biophysical parameter for seaweed culture. The parameters were proped in to four classes; high suitable, suitble, currently not suitable and permanently not suitable. The result showed that the cultivation area size were 14 hectares, where Ramon 1 and Ramon 2 Stations were categorized as currently not suitable, while Warkabas and Metabai stations were grouped into suitable for seawed cultivation.

Key words: analysis of suitability, seaweed cultivation, Yensawai

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Dirk Runtuboi, PS. Biologi, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura

PS. Biologi, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura

Yunus P. Paulungan, PS. Kelautan, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura

PS. Kelautan, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura

Tri Gunaedi, PS. Biologi, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura

PS. Biologi, Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Jayapura

References

Adipu, Y., C. Lumenta, E. Kaligis dan H.J. Sinjal. 2013. Kesesuain Lahan Budidaya di Perairan Kabupaten Bolaang Mangondow Selatan Sulawesi Utara. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. 9(1): 19–26.

Afrianto dan Liviawaty. 1993. Budidaya rumput laut dan cara pengolahannya. Bhratara, Jakarta.

Anggadiredja, J.T., A. Zatnika, H. Purwoto dan S. Istini, 2006. Rumput laut. Pembudidayaan, pengolahan dan pemasaran komoditas perikanan potensial. Penebar Swadaya, Jakarta.

Ariyati, R.W., L. Syah’rani, dan E. Arini. 2007. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistim Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut. 3(1): 27-45.

Aslan, L.M., 1998. Budidaya rumput laut. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Raja Ampat. 2011. Rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Raja Ampat, 2011-2015. Pemda Kab. Raja Ampat.

Bartholomeus, M.L.R., D.Y.P. Runtuboi dan R.H.R. Tanjung. 2013. Konservasi dan pemanfaatan terumbu karang secara tradisonal oleh masyarakat Kampung Saporken Distrik Waigeo Selatan Kabupaten Raja Ampat. Jurnal Biologi Papua. 5(2): 68–76.

BPS (Badan Pusat Statistik) Kab Raja Ampat. 2013. Raja Ampat dalam angka. No Katalog 1102001.9108.

Ditjen P3K-DKP, Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 2002. Modul sosialisasi dan orientasi penataan ruang, laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Djurnani. 1999. Konsep pemetaan. On the Job Training (OJT) mengenai aplikasi SIG untuk perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir secara terintegrasi di 10 wilayah MCMA. Puspic Fakultas Geografi UGM–Bekerja sama dengan Bakorstanal. Yogyakarta.

Hidayat, A. 1990. Budidaya rumput laut. Usaha Nasional, Surabaya.

Indriani, H. dan E. Sumiarsih, 1991. Budidaya, pengelolaan dan pemasaran rumput laut. Penebar Swadaya, Jakarta.

Neksidin, U., K. Pangeran dan Emiyarti. 2013. Studi kualitas air untuk budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) di perairan Teluk Kolono Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Mina Laut Indonesia. 3(12): 147–155.

Nontji. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan, Jakarta.

Omkarsba. 2013. Konservasi sumberdaya kelautan dalam perspektif kearifan masyarakat kampung Yensawai di Kabupaten Raja Ampat. [Thesis]. Universitas Cenderawasih, Jayapura.

Pong-Masak, P.R., A.I.J. Asaad, Hansnawi, A.M. Pirzan, dan M. Lanuru. 2010. Analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan budidaya rumput laut di Gusung Batua, Pulau Badi Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Jurnal Ris. Akuakulutur. 5(2): 299–316.

Sediadi, A. dan U. Budihardjo, 2000. Rumput laut, Komoditas unggulan. Grasindo, Jakarta.

Senoaji, G. 2009. Daya dukung lingkungan dan kesesuaian lahan dalam pengembangan pulai Enggano Bengkulu. Jurnal Bumi Lestari. 9(2): 159–166.

Serdiati, N. dan I.M. Widiastuti. 2010. Pertumbuhan dan produksi rumput laut Eucheuma cottonii pada kedalaman penanaman yang berbeda. Media Litbang Sulteng. 3(1): 21–26.

Sirajuddin, M. 2009. Informasi awal tentang kulaitas perairan Teluk Waworoada untuk budidaya rumput laut (Echeuma cottonii). Jurnal Akuakultur Indonesia. 8(1): 1–10.

Sulistijo, 1996. Perkembangan budidaya rumput laut di Indonesia dalam Atmadja, W.S., Kadi, A., Sulistijo dan Rachmaniar (Eds). Pengenalan jenis-jenis rumput laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta.

Wenno, M.R dan J.L. Thenu. 2010. Kajian pertumbuhan harian, produksi berat kering dan kandungan karaginan dari Eucheuma cottonii pada berbagai bagian thalus, berat bibit dan umur panen. Jurnal Ichthyos. 9(1): 55–59.

Downloads

Published

2018-07-31

Issue

Section

Research Articles