Akulturasi Religi dengan Kesakralan Tradisional Suku Bangsa Lanny
DOI:
https://doi.org/10.31957/jeb.v11i2.3078Keywords:
Acculturation, Lanny Tribe, Christian Religion, Sacred, Traditional, PapuaAbstract
This study aims to explore in depth the process of Acculturation of Religion and Sacredness in the Lanny Tribe in Lanny Jaya Regency. Then, analyzing the form of religious acculturation and sacredness in the Lanny tribe in Lanny Jaya Regency. As well as uncovering the Implications of Acculturation of Religion and Sacredness to the Lanny Tribe in Lanny Jaya Regency. This study uses qualitative research methods with a phenomenological approach. Determination of key informants is done in a snowball manner by determining key informants who guide the researcher in determining the next informant. Data collection techniques used were in-depth interviews, observation, and focus group discussions. Data analysis includes the stages of preparing data, reading all data, coding data, analyzing data, and interpreting data by putting it in the form of interpretive narratives. The results showed that the acculturation process was carried out with the process of introducing Christian religious teachings which was carried out peacefully and persuasively, even though there had been tension, but it did not last long. forms of acculturation that occur include substitution, syncretism, addition, deculturation, and rejection. These forms of acculturation experience their respective adjustments, both from traditional sacred practices and the Christian religion. The implications of acculturation have a very significant impact on changes in the lifestyle of the Lanny people, such as orientation in life.
Downloads
References
Akhmad. (2018). Ini Kitong Pu Tanah" Perjumpaan Ruang Hidup Orang Papua dan Kapitalisme Global. Dalam Indonesia Sebagai Ruang Imajinasi:Seri Studi Kebudayaan II. Prosiding Seminar Nasional Kebudayaan II, Halaman 341-354. Universitas Brawijaya, Malang.
Amri, G. (2020). Tradisi Peminangan Dan Walīmat Al-‘urs Masyarakat Muslim Suku Marind Papua Kabupaten Merauke Perspektif Akulturasi Budaya. Tahkim, 3(2), 1-20.
Anakotta, R. & Wahyuningsih, A. (2018). Akulturasi Kemuhammadiyahan dan Budaya Papua Barat (Studi Tentang Perilaku Sosial Dan Keagamaan Masyarakat Islam di Papua). Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 12(2), 166-172.
Chakim, S. (2009). Potret Islam Sinkretisme: Praktik Ritual Kejawen?. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 3(1), 1-9.
Creswell, Jhon W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Embon, D. (2018). Sistem simbol dalam upacara adat Toraja Rambu Solo: Kajian semiotik. Bahasa dan Sastra, 4(2).
Erari, Karel Phil. (1999). Tanah Kita, Hidup Kita: Hubungan Manusia dan Tanah di Irian Jaya sebagai Persoalan Teologis). Cetakan Pertama, Penerbit PT SUN, Jakarta
Haviland, W.A. (1985). Antropologi Jilid 1. Terjemahan Rg.Soekadijo. Jakarta: Erlangga.
Hasyim, U. (2011). Sosok Akulturasi Kebudayaan Asli Hindu-Budhadan Islam Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hidayat, F. (2010). Antropologi Sakral: Revitalisasi Tradisi Metafisik Masyarakat Indigenous Indonesia. Institute for Perennial Studies (IPS).
Hijjang, P. (2016). “Pasang and Traditional Leadership Ammatoa Indigenous Communities in Forest Resources Managementâ€. International Conference on Ethics in Governance (ICONEG), Vol. 84: 365-369. doi:10.2991/iconeg- 16.2017.81
Hijjang, P. Ismail, A., Marhadi, Abdi, K.S., Sokoy, F., Idrus, U. (2018). “Puyakhabhu: Local Wisdom Values in Environmental Management at Sentani Indigenous Community in Jayapura Regency, Papuaâ€. International Journal of Arts & Sciences, 11(01):59–66.
Jamil, M. M. (2008). Agama-Agama Baru di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karomi, K. (2013). Tuhan dalam Mistik Islam Kejawen (Kajian atas Pemikiran Raden Ngabehi Ranggawarsita). Kalimah: Jurnal Studi Religi dan Pemikiran Islam, 11(2), 287-304.
Khakam, A. A., & Hartosujono, H. (2015). Spiritualitas Pemeluk Religi Islam pada Penganut Kepercayaan Kejawen. Jurnal Spirits, 6(1), 28-34.
Kodiran. (1998). Akulturasi sebagai Mekanisme Perbuahan Kebudayaan. Humaniora, 8: Juni Agustus, 87-91.
Mansoben, J.R. (1994). Sistim Politik Tradisional di Papua. Jakarta: Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Leiden University.
Marwing, A. (2011). Problem psikologis dan strategi coping pelaku upacara kematian rambu solo’di toraja (studi fenomenologi pada tana’bulaan). Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam, 8(2).
Mawikere, M. C. S., & Hura, S. (2021). Telaah Etnografi Mengenai Inkulturasi dan Akulturasi Sebagai Kearifan Lokal Etnis Baliem, Papua. Tumou Tou, 8(1), 27-45.
Mawikere, M. C. S. (2021). Konsep Hidup Kekal Menurut Pandangan Dunia Etnis Baliem, Papua Sebagai Potensi dan Krisis Bagi Kontekstualisasi Injil. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 5(1), 51-66.
Nardy, H. (2012). Persatuan Dua Budaya. Jakarta: Permana Ofsett.
Poli, Agustina Ivonne, Pawennari Hijjang, Muh Yamin Sani, Muhammad Basir. (2016). “Meaning Of Work And Work Ethos Amungme In Pt. Freeport Indonesia In The District Mimikaâ€. International International Journal of Scientific & Technology Research, 5(5): 253-259.
Rumansara, E. H. (2015). Memahami Kebudayaan Lokal Papua: Suatu Pendekatan Pembangunan yang Manusiawi di Tanah Papua. Jurnal Ekologi Birokrasi, 1(1), 47-58.
Rumansara, E. H. (2003). Perubahan Upacara Adat Papua: Wor Dalam Lingkaran Hidup Orang Biak. Humaniora, 15(2), 212-223.
Rumondor, A. H. (2015). Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Sirajuddin, S. N., Baba, S., & Andilolo, D. (2013). Beberapa Motivasi Masyarakat Toraja Memotong Ternak Kerbau Pada Acara Adat (Rambu solo’dan RambuTuka’). Jurnal Ilmu Dan Industri Peternakan, 1(1), 44-45.
Stange, P. (2009). Kejawen Modern; Hakikat dan Penghayatan Sumarah. LKIS Pelangi Aksara.
Strelan, Jhon G. dan Jan Golschalk. (1989). Kargoisme di Melanesia. Jayapura: Pusat Studi Irianjaya.
Suryawan, I. N. (2018). Ruang Berubah Bersama-Sama: Antropologi Dalam Perubahan Sosial Budaya Papua. Studi Budaya Nusantara, 2(2), 71-78.
Suryawan, I. N. (2017). Lahirnya Zaman Bahagia: Perubahan Teologi Pribumi di Tanah Papua. JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo), 1(1), 121-134.
Sutiyono, (2010). Pribumisasi Islam Melalui Seni-Budaya Jawa, Yogyakarta: Insan. Persada.
Warami, H. (2015). Makna Religius Dalam Kidung Dou Sandikguyub Tutur Biak Numfor, Papua: Kajian Religio-Linguistik. LITERA : Jurnal Litera Bahasa Dan Sastra, 1(1): 68-79.
Wattimena, Y. F., & Hutubessy, F. K. (2021). Satu Makna, Dua Identitas†Memaknai Spirit Religiositas Pada Perjumpaan Wor Dan Kekristenan Di “Ruang Ketiga. Pute Waya: Sociology of Religion Journal, 2(1), 1-16.
Wekke, I. S. & Aghsari, D. (2015). Akulturasi Religi dan Budaya dalam Praktik Ritual Kebaharian Masyarakat Misool Raja Ampat. Journal Aihara, 4(1): 11-17.
Wekke, I. S. (2013). Islam di Papua Barat: tradisi dan keberReligin. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam, 14(2), 117-134.