PROFIL METAKOGNISI MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKADALAM MENYELESAIKAN MASALAH TERBUKA GEOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER
Abstract
Metakognisi sangat penting untuk keberhasilan akademis, pemecahan masalah, dan prestasi akademik. Metakognisi yaitu kesadaran berpikir seseorang yang berkaitan dengan pemantauan dan pengaturan secara aktif terhadap proses yang berhubungan dengan aktivitas kognitif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Komponen metakognisi yang dimaksud dalam hal ini adalah pengetahuan tentang kognisi dan pengaturan kognisi. Pengetahuan tentang kognisi meliputi: pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional. Sedangkan pengaturan kognisi meliputi: perencanaan, keterampilan mengelola informasi, pemantauan, debugging, dan evaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan: (1) profil metakognisi mahasiswa calon guru matematika perempuan dalam menyelesaikan masalah terbuka geometri(2) profil metakognisi mahasiswa calon guru matematika laki-laki dalam menyelesaikan masalah terbuka geometri. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik think aloud dan wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester IV sebanyak 2 orang. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan subjek laki-laki maupun perempuan memanfaatkan pengetahuan metakognisi dalam menyelesaikan masalah, yaitu: (1) pengetahuan deklaratif, misalnya: mengetahui maksud dan tujuan dari masalah. (2) pengetahuan prosedural, misalnya: mengetahui tujuan dari suatu strategi tertentu dan strategi yang tepat serta efektif untuk menyelesaikan suatu masalah. (3) pengetahuan kondisional, misalnya: mengetahui untuk menggunakan strategi tertentu agar lebih efektif. Pengaturan kognisi, yakni: (1) merencanakan misalnya: menetapkan tujuan sebelum menyelesaikan masalah. (2) keterampilan mengelola informasi, misalnya: menyadari bahwa perlu membuat gambar dan menyusun masalah dengan kata-kata sendiri untuk memudahkan memahami masalah, (3) monitoring, misalnya: memantau proses berpikirnya tentang keterkaitan antara langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah, (4) debugging, misalnya: menyadari untuk mengevaluasi rencana jika menemui kegagalan, dan (5) Evaluasi, misalnya: mengetahui ada solusi yang berbeda untuk masalah tersebut..
 Kata Kunci: Metakognisi, Masalah Terbuka Geometri, Perbedaan Gender.
Downloads
References
Blakey. (1990). Metacognition. [online] diakses tanggal 17 Februari 2013. dari: http://edutechwiki.unige.ch/en/Metacognition.
De Corte, E,. (2003). Intervention Research: A Tool for Bridging the Theory-Practice Gap in Mathematics Education?. Proceedings of the International Conference, The Mathematics Education into the 21st Century Project. Brno Czech Republic.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Foong, Pui Yee. (2002). Using Short Opend-Ended Mathematics Questions to Promote Thinking and Undestanding. The Mathematics Education into the 21st Century Project. Palermo, Italy 2002.
Flavell, J., H. (1979). Metacognition and Cognitive Monitoring, Teh New Area of Cognitive Developmental Inquiry. [Online]: diakses 09 November 2012.
dari: http://id.scribd.com/doc/45848755/Flavell-1979-Metacognition-and-Cognitive-Monitoring
Gama, C. A. (2004). Integrating Metacognition Instruction in Interactive Learning Environtment. Doctoral Dissertasi, University of Sussex: Brighton.
Gartman, S., and Freiberg, M. (1993). Metacognition and Mathematical Problem Solving: Helping Students to Ask The Right Questions. The Mathematic Educator, Volume 6 Number 1, 9 – 13.
Hopkins, T., M. (2004). Gender Issues in Mathematics Achievement in Tennessee: Does Rural School Locale Matter?. Doctoral Dissertation, University of Tennessee: Knoxville
Krutetskii, V., A. (1976). The Psychology of Mathematics Abilities in School Children. Chicago: The University of Chicago Press.
Orhun, N., (2007). An investigation into the mathematics achievement and attitude towards mathematics with respect to learning style according to gender. International Journal of Mathematical Education in Science and Technology, Vol. 38, No. 3, 321–333
Sugiyono. (2011). Metode Penetilian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Zheng, Zhu. (2007). Gender Differences in Mathematical Problem Solving Patterns: A Review of Literature. International Education Journal, 2007, 8(2), 187-203.