PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS SAGU DAN AMPAS TEBU TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus Jacq ex Fr)
Abstrak
ABSTRAK
Umumnya media tanam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada pertumbuhan Jamur Tiram adalah serbuk gergaji. Ketersediaan hasil limbah ampas sagu dan ampas tebu masih melimpah karena kurang pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh campuran serbuk gergaji, ampas sagu dan ampas tebu terhadap pertumbuhan Jamur Tiram putih, sebagai media tanam. Penelitian dilaksanakan di Green House Biologi Uncen menggunakan RAL (4 perlakuan dan 3 ulangan) P0. 5 kg serbuk gergaji + 0 kg ampas sagu + 0 kg ampas tebu, P1. 2,5 kg serbuk gergaji + 2 kg ampas sagu + 0,5 kg ampas tebu, P2. 2,5 kg serbuk gergaji + 1,75 kg ampas sagu + 0,75 kg ampas tebu, P3 2,5 kg serbuk gergaji 1,5 kg ampas sagu + 1 kg ampas tebu. Data tersebut dianalisis menggunakan uji ANOVA dan ketika ada pengaruh dilakukan uji BNJ dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan ampas sagu dan ampas tebu hanya berpengaruh pada parameter waktu panen, sedangkan parameter pertumbuhan miselium, munculnya primordia, berat basah, panjang batang, berat kering, dan jumlah tubuh buah tidak berpengaruh. Berdasarkan rata-rata untuk parameter waktu panen nilai tertinggi adalah P2 sedangkan paling rendah adalah perlakuan P1. Tetapi untuk parameter berat basah perlakuan P1 memberikan hasil rata-rata tertinggi.
Kata Kunci : Ampas Sagu, Ampas Tebu, Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus Jacq ex Fr).
Â
ABSTRACT
Generally, the growing media used to meet the nutrient requirements for the growth of Oyster Mushrooms is sawdust. The availability of sago bagasse and bagasse waste products is still abundant due to underutilization. This study aims to see the effect of a mixture of sawdust, sago pulp and bagasse on the growth of white oyster mushroom, as a growing medium. The study was conducted at the Green House Biology Uncen using RAL (4 treatments and 3 replications) P0. 5 kg sawdust + 0 kg sago pulp + 0 kg bagasse, P1. 2.5 kg sawdust + 2 kg sago pulp + 0.5 kg bagasse, P2. 2.5 kg of sawdust + 1.75 kg of sago dregs + 0.75 kg of bagasse, P3 2.5 kg of sawdust 1.5 kg of sago dregs + 1 kg of bagasse. The data were analyzed using the ANOVA test and when there was an effect, the BNJ test was carried out with a 95% confidence level. The results of this study showed that the addition of sago pulp and bagasse only affected the parameters of harvest time, while the parameters of mycelium growth, emergence of primordia, wet weight, stem length, dry weight, and number of fruit bodies had no effect. Based on the average for the harvest time parameter, the highest value is P2 while the lowest is P1 treatment. But for the wet weight parameter, P1 treatment gave the highest average result.
Keywords : Sago pulp, bagasse, white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus Jacq ex Fr).
Unduhan
Referensi
DAFTAR RUJUKAN
Bintoro, H.M.H., S. Herodian, Ngadiono, A. Thoriq, S. Amarilis. (2014). Sagu untuk Kesejahteraan Masyarakat Papua: Suatu Kajian dalam Upaya Pengembangan Sagu sebagai Komoditas Unggulan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Laporan Penelitian. Unit Percepatan Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat. Jakarta.
Cahyana, Bambang. (1999). Pisang Budidaya Dan Hasil Analisis Usahatani. Yogyakarta: Kanisius.
Chang, S.T. (1999). Global impact of edible and medical mushroom on human welfare in the 21 century. Internasional Journal of medical mushroom.
Christiyanto, M. Agus Subrata. (2005). Perlakuan Fisik dan Biologis pada Limbah Industri Pertanian Terhadap Serat Kasar. Laporan Kegiatan. Semarang: Pusat studi Angribisnis dan Agoindustri Universitas Diponegoro
Howard, R,. E. Abotsi, E. L. J.Van Rensburg, and S. Howard. (2003). Lingnocellulos Biotechnology: Issue of Bioconversion and Enzyme Productio.
Kiat. (2006). Preparatio and Characterizatio of Carboxymethyl Sago Waste and It’s
Hydrogel. Tesis Universiti Putra Malaysia.
Murbandono L. (2002). Membuat Kompos Edisi Revisi. Penebar Swadayan .Jakarta Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus).
Nurul, I dan Siti F. (2014). Pertumbuhan Dan Hasil Jamur Tiram Pada Berbagai Komposisi Media Tanam
Pambudi, N. S. (2018). Pengaruh Komposisi Limbah Ampas Sagu Dan Jerami Terhadap Produksi Jamur Merang (Volvariella Volvacea), Skripsi Hal.2. Universitas Cenderawasih.
Suriawiria, U,. (2002). Budidaya Jamur Shiitake. Penebar Swadaya. Jakarta.
Steviani, Susi. (2011). Pengaruh Penambahan Molase Dalam Berbagai Media Pada Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.
Sumarmi. (2006). Botani dan Tinjauan Gizi Jamur Tiram Putih. Jurnal Inovasi Pertanian.
Sutarman. (2012). Kegunaan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Pertanian Penerapan Terapan.