STUDI KARAKTERISTIK PASANG SURUT PERAIRAN LAUT MIMIKA, PROVINSI PAPUA
DOI:
https://doi.org/10.31957/.v1i1.503Abstract
Salah satu karakteristik perairan Mimika adalah banyaknya sungai-sungai besar yang bermuara di wilayah perairan Mimika yang mempengaruhi berbagai aktivitas, salah satunya adalah aktivitas transportasi kapal berukuran besar yang akan masuk dan keluar di pelabuhan Poumako dan Port Site-Freeport harus melalui sungai dan sangat bergantung pada proses pasang surut air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji karakteristik pasang surut di perairan Mimika, Provinsi Papua. Data yang digunakan adalah data pasang surut selama 29 hari dengan interval pengamatan 1 jam. Penentuan tipe pasang surut dan tinggi muka air rata-rata dengan menggunakan metode Least-Squares. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tipe pasang surut di perairan Mimika adalah pasang surut campuran condong ke harian tunggal dengan bilangan Formzahl 2,9498. Hal ini berarti bahwa pada perairan Mimika dalam sehari terjadi satu kali atau dua kali pasang dengan interval tinggi air laut yang berbeda. Adapun nilai komponen-komponen elevasi muka air pada periode pengamatan yang meliputi HHWL (4,3153 m), MHWL (2,4476 m), MSL (1,7996 m), MLWL (0,9938 m), dan LLWL (0,3102 m).
Kata Kunci: Metode Least-Squares, Formzahl, pasang surut, Perairan MimikaÂ
Downloads
References
Fadilah, Supirin, & Sasongko, D. P. (2014). Menentukan tipe pasang surut dan muka air rencana perairan laut Kabupaten Bengkulu Tengah menggunakan metode admiralty, Maspari Journal, 6(1), 1-12.
Hasibuan, P. G. (2009). Analisis surut atronomis terendah di perairan Sabang, Sibolga, Padang, Cilacap dan Benoa menggunakan superposisi komponen harmonik pasang surut. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Hasriyanti. (2015). Tipe gelombang dan pasang surut di perairan Pulau Dutungan Kabupaten Barru Sulawesi Selatan, Jurnal Sainsmat 4(1), 14-27.
Kashino, Y., M. Aoyoma, T. Kawano, N. Hendiarti, Syaefudin, Y. Anantasena, K. Muneyama, & H. Watanabe. (1996). The water masses between Mindanao and New Guinea. J. Geophys. Res, 101(C5), 391-400.
Ongkosongo, O. S. R., & Suyarso. (1989). Pasang surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Pengembangan Oseanologi. Jakarta.
Pariwono, J. I. (1992). Proses-proses fisika di wilayah pantai. Makalah disajikan dalam Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu dan Holistik. Pusat Penelitian Lingkungan. Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Poerbandono, & Djunasjah, E. (2005). Survei hidrografi. Bandung. Penerbit PT. Refika Aditama.
Pranowo, W. S., & Wirasantosa, S. (2011). Tidal regimes of Arafura and Timor Seas, Journal of Marine Research in Indonesia, 36(1), 21-28.
Tanto, T. A., Husrin, S., Wisha, U. J., Putra, A., Putri, R. K., & Ilham. 2016. Karakteristik oseanografi fisik (batimetri, pasang surut, gelombang signifikan dan arus laut) perairan Teluk Bungus, Jurnal Kelautan, 9(2), 108-121.
Triatmodjo, B. (2012). Perencanaan bangunan pantai. Yogyakarta. Penerbit Beta Offset.
Triatmojo, B. (1999). Tehnik pantai. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Wyrtki, K. (1961). Physical oceanography of the Southeast Asian waters. NAGA Report Vol 2. The University of California. La Jolla, California.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously
licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial
publication in this journal. - Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive
distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository
or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal. - Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or
on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges,
as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).