Kearifan Lokal Perlindungan Ikan Arwana Irian (Scleropages jardinii, Saville-Kent 1892) di Merauke, Papua
DOI:
https://doi.org/10.31957/jbp.476Abstract
Australian bonytongue (Scleropages jardinii) is an endemic species of Papua. The distribution area of this fish are north Australia and central-southern New Guinea. In Papua, this species can be found in Merauke, Boven Digoel and Mappi. This fish is protected by Indonesian law and decided as hunting animal by Ministry of Forestry’s decree Number: 2091/Kpts-II/2001. Traditionally, the fish and other natural sources are protected by community of Yeinan tribal in Erambu and Toray Villages who reside along Wanggo River, tributary of Maro River, Merauke. The purpose of this research is to understand local knowledge and practices of protecting and collecting fish by local people of Villages of Erambu and Toray. The research was conducted in Wanggo River, Erambu and Toray Villages, Merauke on September 2017-April 2018. Data and information on this local knowledge and practice were collected through observation and interview to key and base informants using questionnaire. The research envisages that there are five local knowledges and practices exist in relation to the protection and the process of collecting Australian bonytongue; they are traditional rules, traditional protection, sasi protection, area based collection and collection as traditional practice. People of Yeinan tribal group in these two villages are maintaining these rules to date to protect the fish. These local knowledge and traditional practices contain local conservation values which have been passing down from generation to generation. Â
Key words: local knowledge; Merauke; protection; S. jardinii; Wanggo River
Downloads
References
Allen, G.R. 1991. Field guide to the freshwater fishes of New Guinea. Christensen Research Institute. Madang, Papua New Guinea.
Allen G.R., K.G. Hortle, and S.J. Renyaan. 2000. Freshwater Fishes of the Timika Region New Guinea. PT Freeport Indonesia, Timika.
Apriana, E. 2016. Kearifan lokal masyarakat Aceh dalam konservasi lait. Serambi Saintia. 4(1): 57-66.
Ernawi, I.S. 2009. Kearifan lokal dalam perspektif penataan ruang, makalah utama pada Seminar Nasional Kearifan Lokal Dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Binaan. Arsitektur Unmer. Malang.
Halim, A.B., N. Othman, S.R. Ismail, J.A. Jawan, and N.N. Ibrahim. 2012. Indigenous knowledge and biodiversity conservation in Sabah, Malaysia. International Journal of Social Science and Humanity. 2(2): 159-163.
Kartamiharja, E.S., C. Umar dan Aisyah. 2014. Pembelajaran dari pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan arwana merah (Scleropages formosus, Muller and Schlegel, 1844) berbasis masyarakat di Danau Empangau, Kalimantan Barat. J. Kebijak. Perikan. 6(2): 65-74.
Kartamiharja E.S, Purnomo. K, D., Hendro Tjahjo D.K., Koeshendradjana S. 2013. Pendekatan ekosistem untuk pengelolaan sumberdaya Ikan Arwana Irian, (Scleropages Jardinii) di Sungai Maro, Merauke–Papua. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia. (5): 87-96.
Keraf, A.S. 2002. Etika lingkungan. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.
Koentjaraningrat. 1998. Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Djambatan. Jakarta.
Kosmaryandi, N. 2012. Pengembangan zonasi taman nasional: Sintesis kepentingan konservasi keaneka-ragaman hayati dan kehidupan masyarakat adat. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Kusumadinata, A. 2015. Peran komunikasi dalam menjaga kearifan lokal (studi kasus sasi di Desa Ohoider Tawun, Kabupaten Maluku Tenggara. Dalam: Persada, N. P R., F.M. Mangunjaya dan I. Sl. Tobing. 2018. Sasi sebagai budaya konservasi sumber daya alam di Kepulauan Maluku. Jurnal Ilmu dan Budaya. 41(59): 6869-6900.
Laratmase, E.K., N. Mote dan E.H.P. Melmambessy. 2019. Iktiobiodiversitas di Sungai Wanggo Kampung Erambu Distrik Sota Kabupaten Merauke. Musamus fisheries and marine journal. 1(2): 56-63.
Lestari, E., dan A. Satria 2015. Peranan sistem sasi dalam menunjang pengelolaan berkelanjutan pada kawasan konservasi perairan daerah Raja Ampat. Buletin Ilmiah Marina Sosek Kelautan dan Perikanan. 1(2): 67-76.
Muliyawan, B.M., S. Basuni, dan N. Kosmaryandi. 2013. Kearifan tradisional perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya hutan oleh Suku Kanume di Taman Nasional Wasur. Media Konservasi. 18(3): 142–151.
Nababan, A. 1995. Kearifan tradisional dan pelestarian lingkungan hidup Indonesia. Dalam: “Analisis CSISâ€, Nopember-Desember, Tahun XXIV. 6: 42-43.
Najamudin, W., E. Reppie dan L. Manoppo. 2015. Pengelolaan sumberdaya ikan lema (Ratrelliger kanagurta) yang berbasis kearifan lokal di Kampung Warsamdin dan Lopintol, Distrik Teluk Mayalibit, Provinsi Papua Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap. 2(1): 28-32.
Ohee, H.L. 2017. Keanekaragaman Ikan di Selatan Papua. Jurnal Biologi Papua. 9(2): 74-82.
Oktaviani, D., E. Prianto dan R. Puspasari. 2016. Penguatan kearifan lokal sebagai landasan pengelolaan perikanan perairan umum daratan di Sumatera. J. Kebijak. Perikan. Ind. 8(1): 1-12.
Paulangan, Y.P., M.A. Al Amin, Y. Wahyudin, dan Taryono. 2018. Tiaitiki: Pengetahuan lokal dan lembaga lokal untuk mendukung konservasi laut di Teluk Depapre Provinsi Papua, Indonesia. In: Bentang Laut Lesser Sunda dan Bismarck Solomon (Ed). Adrianto, L., Irianto, O., Wardiatno, Y., Fahrudin, A. Taryono., Krisanti, M., Hariyadi, S., Mashar, A. IPB Press, 350p.
Persada, N.P.R., F.M. Mangunjaya dan I.Sl. Tobing. 2018. Sasi sebagai budaya konservasi sumber daya alam di Kepulauan Maluku. Jurnal Ilmu dan Budaya. 41(59): 6869-6900.
Pramoda, R. dan S. Koeshendrajana. 2012. Kebijakan pengelolaan konservasi kelautan dan perikanan. Jurnal Borneo Administrator. 8(2): 206-229.
Primack, R.B., J. Supriatna, M. Indrawan dan P. Kramadibrata. 1998. Biologi konservasi. Yayasan Obor. Jakarta.
Sugianti, Y. dan H. Satria. 2007. Penangkapan ikan di Sungai Maro, Merauke. Bawal. 1(5): 197-201.
Suparlan, P. 1994. Metode penelitian kualitatif. Universitas Indonesia. Jakarta.
Yarman, S. Basuni dan R. Soekmadi. 2013. Implikasi kearifan lokal bagi pengelolaan Taman Nasional Wasur. Media Konservasi. 18: 112–119.