Karakterisasi Bakteri Bacillus thuringiensis asal Hutan Lindung Kampus Uncen Jayapura, serta Deteksi Toksisitasnya terhadap Larva Nyamuk Anopheles

Authors

  • Daniel Lantang Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura–Papua
  • Dirk Y.P. Runtuboi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura–Papua

DOI:

https://doi.org/10.31957/jbp.531

Abstract

Study of isolate characterization of Bacillus thuringiensis Berliner collected from soil was done at UNCEN Campus. The aims of the study were to explore the local isolate of B. thuringiensis and to study the toxicity of the isolates on larvae of Anopheles as a vector of malaria and filariasis deseases in Papua. Data was analized by Hadioetomo & Rusmana method (1977). The results showed that 383 colonies are relatively closed to B. thuringiensis whereas 290 of them are indicated as local isolates of B. thuringiensis. Based on toxicity detection on larvae of Anopheles found that 19 isolates have toxicities levels 50% or more. Among the 19 isolates 3 of them has 80%, 85% and 90% toxicity levels separately.

Key words: Characterization, local isolate, B. thuringiensis, toxicity, and soil.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Daniel Lantang, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura–Papua

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura–Papua

Dirk Y.P. Runtuboi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura–Papua

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih, Jayapura–Papua

References

Blondine, Ch.P. dan U. Widyastuti. 1997. Patogenisitas isolat B. thuringiensis setelah dikeringkan pada suhu dingin (Lyophilisasi) terhadap jentik Aedes aegypti di labo-ratorium. Cermin Dunia Kedokteran. 131: 10–12.

Blondine, Ch.P. dan L. Susanti. 2010. Pengembangbiakan bakteri Bacillus thuringiensis H-14 galur lokal pada berbagai macam pH media air kelapa dan toksisitasnya terhadap jentik nyamuk vektor Aedes aegypti dan Anophles aconitus. Media Litbang kesehatan. 20(1): 9–16.

Blondine, Ch.P., T.B. Damar dan U. Widyastuti. 2004. Pengendalian vektor malaria Anopheles sundaicus menggunakan Bacillus thuringiensis 0-14 galur lokal yang dibiakkan dalam buah kelapa dengan partisipasi masyarakat di Kampung Laut Kabupaten Cilacap. Jurnal Ekologi Kesehatan. 3(1): 24–36.

Debach, P. 1974. Biological control by N enemies. Camridge University Press. London.

Gama, Z.P., B. Yanuwiadi, dan T.H. Kurniati. 2010. Strategi pemberantasan nyamuk aman lingkungan: Potensi Bacillus thuringiensis isolat Madura sebagai musuh alami nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari. 1(1): 1–10.

Hadioetomo, R.S., dan I. Rusmana. 1996. Isolasi Bacillus thuringiensis Berl. dari peternakan ulat sutra dan toksisitasnya terhadap larva Crocidolomia binotalis Zell, dan Spodoptera. Jurnal Hayati. 1(1): 21–23.

Hadioetomo, R.S., Darmono dan U. Widyastuti. 1996. Uji patogenesis Bacillus thuringiensis yang di isolasi dari beberapa tempat serta uji toksisitasnya terhadap larva Hyposida talaca. Menara Perkebunan. 64(2): 65–78.

Huffaker, C.B., dan P.S. Messenger. 1989. Teori dan praktek pengendalian biologis. Penerbit UI Press. Jakarta.

Krieg, A. 1961. Bacillus thuringiensis Berliner. Mitt. Boil. Bundesantatt land- Forstwirtsch, Berlin- Dahlem. 103: 3-79.

Kurniasari. 1994. Patogenitas Bacillus thuringiensis asal Indonesia terhadap larva Crocodolomia binotalis (Zeil) Spodoptera litura. Lap. Pen. IPB-Bogor. Hal. 1-6.

Lantang, D. 2005. The toxixity of Bacillus thuringiensis Isolates from several soil habitat on the some area in Papua Province At Mosquito Larvae of Anopheles farauti Laveran and several its characteristics. Jurnal Posimapas. 11: 78–99.

Lantang, D. 2010. Uji toksisitas isolat lokal B. thuringiensis sandi 18 terhadap larva Culex serta lama efektivitasnya di dalam air terhadap larva nyamuk Anopheles farauti Laveran. Jurnal Biologi Papua. 2(2): 53–56.

Mangoendihardjo. 1989. Teori dan praktek pengendalian biologi. Edisi 1. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Prees), Jakarta. Hal. 13–70.

Munif, A. 1997. Pengaruh Bacillus thuringiensis H-14 formula tepung pada berbagai instar larva nyamuk Aedes aygepti di laboratorium. Cermin Dunia Kedokteran 144: 78–91.

Nadrawati, J. Situmorang, dan Mahrub. 1994. Isolasi Bacillus thuringiensis di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan uji patogenitasnya terhadap Spodoptera litura (Fabricus) dan Plutella xylostella Curt. Jurnal BPPS-UGM. 7(Ib): 3–5.

Nethravathi, C.J., P.S. Hugar, P. U. Krishnaraj, A. S. Vastrad and J. S. Awaknavar. 2010. Bioefficacy of native sikkim Bacillus thuringiensis (Berliner) isolates against Lepidop-teran insects. Journal of Biopesticides. 3(2): 448–451.

Oktavina, D.M. 1999. Stabilitas beberapa formulasi Bioinsektisida Bacillus thuringiensis Subsp Aizawai, Laporan Penelitian. IPB Bogor. Hal 1-6.

Permatasari, A.U. 1998. Kinerja bacillus thuringiensis subsp, aizawai dalam medium glukosa mineral dengan dua macam sumber nitrogen yang berbeda. [Skripsi] IPB Bogor.

Rukmono. 1991. Perkembangan baru dalam Pemberantasan Malaria. MAJ. Kedok. 41: 189–193.

Rumiyantie, R. 1999. Fermentasi Bacillus thuringiensis subsp. Aizawai skala pilot dengan urea sebagai sumber nitrogen tambahan. Laporan Penelitian. IPB Bogor. Hal: 1-7.

Salamun. 1993. Efek residual Bacillus thuringiensis H-14 dan Bacillus sphaericus H-5a5b terhadap larva Aedes Aegypti L. pada beberapa tipe tempat penampung air. [Thesis] UGM Yogyakarta.

Santosa dan H. Widyastuti. 1996. Toksisitas beberapa isolat Bacillus thuringiensis terhadap penggerek buah kakao dan karakteristik Gen Cry-nya. Jurnal Menara Perkebun-an. 64: 123–132.

Subiantoro. 1997. Pertumbuhan isolat Bacillus thuringiensis pada media air kelapa dan uji patogenitasnya terhadap jentik nyamuk vektor. Bul. Pen. Kesehat. 26(2): 95–102.

Widyastuti, U., Blondine ChP., dan Mujiyono. 1997. Uji Coba Bacillus sphaericus 2362 (Spherimos PP) terhadap Jentik Anopheles spp. di Desa Bawonifaoso, Teluk Dalam, Nias. Cermin Dunia Kedokteran. 118: 28–32.

Downloads

Published

2018-10-14

Issue

Section

Research Articles